PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Program
studi Pendidikan Fisika FKIP-UT
JL.
Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, 15418
Indonesia merupakan negara
yang selalu mendapat mendali dalam Olimpiade Fisika baik tingkat Asia maupun
Internasional, bahkan beberapa kali menjadi juara umum. Sedangkan Amerika,
Jepang, Jerman, dan beberapa negara maju lain yang meskipun mengikuti olimpiade
jarang terdengar menjadi juara. Pada umumnya yang selalu menjadi juara adalah
egara-negara berkembang di Asia termasuk Indonesia. Hal ini bertentangan dengan
penerima Nobel, dimana belum satupun dari negara pemenang Olimpiade
Internasional mendapat Nobel. Apa arti dari pernyataan ini???
Selama ini sekolah di Indonesia pada umumnya hanya berorientasi pada isi bukan kapasitas siswa. Siswa seringkali hanya dijadikan mesin penghafal konsep-konsep IPA, tanpa diasah seberapa dalam kapasitasnya seperti rasa ingin tahu, semangat mengeksplorasi, tak kenal menyerah, gila baca dan lain-lain. Siswa diharapkan memiliki sikap sains, bereksplorasi, dan merasa tidak cepat puas. Dengan belajar IPA siswa menjadi cinta lingkungan dan makhluk lainnya, serta mampu menciptakan kelestarian alam bukan sekedar mengeksploitasi alam tanpa batas.
Dalam
beberapa tahun terakhir telah dipublikasikan banyak laporan yang menyerukan
reformasi dalam pendidikan. Ilmu penelitian harus menjadi dasar dalam kurikulum
sekolah dasar diseluruh tingkatan kelas. Hal tersebut tertulis dari beberapa laporan
yang menyoroti pentingnya pengalaman awal dalam ilmu sehingga
siswa mampu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang memberdayakan
mereka untuk berpartisipasi dalam dunia yang semakin ilmiah dan perkembangan
teknologi yang semakin canggih. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah
dasar harus memberikan kesempatan bagi siswa dalam mengembangkan pemahaman dan
keterampilan yang berfungsi secara produktif sebagai pemecah masalah dalam
dunia ilmiah dan teknologi.
Saat terbaik untuk siswa sekolah
dasar belajar IPA adalah ketika:




Lingkungan belajar untuk ilmu dasar harus mampu
mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan masyarakat, serta ilmu
pengetahuan. Siswa sekolah dasar akan menghasilkan nilai terbaik dalam
pembelajaran IPA saat:
1. berbagai model presentasi yang digunakan dapat mengakomodasi gaya belajar
yang berbeda, dan siswa diberikan kesempatan untuk berinteraksi dan berbagi ide
dengan rekan-rekannya.
2. kontribusi individu ilmuan yang berasal
semua
asal etnik diakui dan dihargai.
3. bidang studi lain yang
dimasukkan ke dalam ilmu pengetahuan.
4. Keterampilan inquary dan sikap positif dimodelkan oleh guru dan orang lain
yang terlibat dalam proses pendidikan
Dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar. persiapan guru dan pengembangan
profesionalnya harus mampu menerapkan konsep IPA sebagai komponen dasar dari
kurikulum. Pengembangan profesionalisme
guru dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut.
1. pengalaman yang akan
memungkinkan para guru dapat mengembangkan keterampilan, memilih isi dan metode yang sesuai bagi
siswanya, dan untuk desain lingkungan kelas yang mempromosikan sikap positif
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. penataran melanjutkan program
ilmu berdasarkan penelitian pendidikan saat ini yang mencakup isi,
keterampilan, teknik, dan bahan yang bermanfaat.
3. partisipasi dalam lokakarya,
konferensi, dan pertemuan yang disponsori oleh lokal, negara, maupun lembaga internasional.
Berdasarkan
hal tersebut, maka dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar harus mencerminkan
penerapan dan pelaksanaan dari penelitian pendidikan. Program pembelajaran IPA
akan meningkat ketika guru tetap aktif mengikuti penelitian pendidikan IPA yang
sesuai, serta penelitian pendidikan menjadi bagian dari perubahan ataupun
inovasi dalam IPA di sekolah dasar.
Sumber:
·
http://www.nsta.org/about/positions/elementary.aspx
·
sbelen.wordpress.com
·
sdmuhcc-yogya.sch.id