Sumber: http://www.jilbab.or.id/
Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian serius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.
Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya. Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian serius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.
Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya. Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
- Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan,
membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak
mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian
cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.
- Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan.
Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam
mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan
sampai mengotori pakaian.
- Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam
makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak
menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak
terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini
untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.
- Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam
hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu
cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia
melepaskannya.
- Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih,
bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu
hanya untuk kaumwanita.
- Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka
hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan
pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa
dengan hal-hal ini.
- Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak
yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan
maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang
jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki
akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa
hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya.
Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang
baik sedini mungkin kepada mereka.
- Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan
buku-buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya,
hadits-hadits Nabi dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus
dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih
dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan meneladani
mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah,
Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak
terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak
ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
- Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan
hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan
jiwa.
- Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal
syair-syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan
sifat dan merupakan hiasan yang indah.
- Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia
jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat
membahagiakannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan
disebarkan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang
dilakukannya tidak baik.
- Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya
dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya.
Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci
dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab
yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan
kemarahan.
- Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam
berkomunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar,
kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan
perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa
jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.
- Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena
menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam
hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan
aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya
kondisi badan.
- Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan
empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam
kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena
terlalu lama tidur dan kurang gerak.
- Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan
sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya
keyakinan bahwa itu tidak baik.
- Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan
di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan
memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak
mengapa menyibukkan diri dengan kegiatan itu.
- Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan
bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan
diri.
- Melarangnya dari membanggakan apa yang dimiliki orang
tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia
ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.
- Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu
mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa
takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi
rasa takut terhadap ular atau kalajengking.
- Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik
dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan
menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak
atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah
perbuatan mulia dan terhormat.
- Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis
atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi
sesama muslim dan banyak menguap.
- Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau
dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan
memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian
cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
sallam.
- Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang
bermanfaat atau dzikir kepada Allah.
- Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya
benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.
- Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia
seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan
orang-orang yang suka melakukan hal itu.
- Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar
dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan
mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.
- Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif
untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar,
membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
- Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus
diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan
bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan
jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-perintah.
- Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang
tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih
tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin
dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).
Demikian adab-adab yang berkaitan
dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian
di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak
di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak
perempuan.
Wallahu a'lam.