MENGAPA TIDAK DIRANKING?
Tidak seperti pada tahun-tahun yang lalu, kami
memberikan peringkat pada siswa kami. Namun pada kali ini kami tidak memberikan
peringkat atau ranking pada siswa kami dalam penilaian di raport. Biasanya sekolah
tidak mencantumkan ranking di dalam rapornya. Namun merangkingnya dengan
menuliskannya pada lembaran kertas lain untuk dapat diketahui oleh orang tua
siswa. Namun kami bersikukuh dengan tidak membverikan ranking , bahkan kami
tidak ingin mengetahui siapa diantara siswa kami yang mendapat rangking
pertama. Padahal menurut orangtua, ranking di rapor bermanfaat untuk mengetahui
di level mana anaknya berada di antara teman-teman sekelasnya. Kalau tidak ada
ranking, bagaimana kami para orang tua tahu prestasi anak? Itulah yang
sebernarnya kami cegah dengan tidak meranking.
Kami ingin siswa tidak dibandingkan dengan siswa yang lain, namun bandingkanlah dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana ketuntasan belajar siswa. Sehingga dalam penilaian kami memberikan nilai yang sesuai dengan keadaan siswa dalam kemampuan kognitifnya. Selain itu, kami berikan saran untuk perbaikan atau motivasi untuk mengupgrade kemampuan siswa.
Kami ingin siswa tidak dibandingkan dengan siswa yang lain, namun bandingkanlah dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana ketuntasan belajar siswa. Sehingga dalam penilaian kami memberikan nilai yang sesuai dengan keadaan siswa dalam kemampuan kognitifnya. Selain itu, kami berikan saran untuk perbaikan atau motivasi untuk mengupgrade kemampuan siswa.
Rapor tanpa ranking menunjukkan bahwa setiap anak
itu istimewa. Tiap anak dilahirkan dengan potensi kecerdasan masing-masing.
Ranking yang kita kenal selama ini hanya berfungsi untuk menunjukkan kecerdasan
anak secara akademis. Di luar kecerdasan akademis, anak juga harus cerdas
secara spiritual, emosional, memiliki life skill, dan kemampuan bersosialisasi
yang baik. Orangtua dapat mengetahui sejauh mana prestasi anak di kelas dengan
cara menjalin komunikasi dan menggali informasi dari guru mengenai potensi
kecerdasan apa yang dimiliki anak. Sebenarnya tanpa ranking sekalipun, orang
tua dapat melihat secara langsung prestasi anak di rapor melalui data
kuantitatif dengan melihat nilai anak apakah sudah di atas KKM dan rata-rata
kelas per pelajaran.
Banyak orantua yang beranggapan bahwa kepintaran
atau kepandaian ataupun kecerdasan diukur dengan nilai raport. Padahal ada
kecerdasan, kemampuan yang tidak tergambarkan dari nilai raport. Oleh karena
itu, komunikasi orang tua dengan guru sangat diperlukan demi kemajuan anak
didik meningkatkan kecerdasan pengetahuan, sikap ataupun ketrampilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar