Menjadi guru SD memang merupakan tugas mulia.
Sebagai guru haruslah bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya baik dalam
pengetahuan, sikap, ketrampilan bahkan dalam segala hal. Murid akan melihat
keadaan gurunya dalam menjawab pertanyaan, dalam berpakaian, dalam berucap, pergaulannya
dengan guru-guru lainnya, bahkan dengan anak didiknya. Sebagai guru dituntut
untuk mempu mengajar dan mendidik di kelas manapun, baik kelas I, II sampai VI.
Namun, kenyataan di lapangan sangat berbeda dari idealnya sebagai seorang guru.
Banyak guru yang enggan dan ogah-ogahan mengajar di kelas VI dengan berbagaai
alasan. Sampai akhirnya, seorang kepala sekolah harus menentukan guru manakah
yang pantas menjadi guru kelas VI. Biasanya guru kelas VI dipilihkan dari Guru
yang mempunyai kompetensi tinggi dalam
beberapa hal, terutama dalam hal materi pelajaran dan IT. Sebagai guru, karena
mendapat tugas dari atasannya tentunya menjalankan apa yang ditugaskan
kepadanya. Karena pertimbangan itulah, maka guru kelas VI diangga guru yang
terpandai dalam berbagai hal terutama dalam hal pengetahuan dan IT. Namun, hal
berat yang harus disandang guru kelas VI yang menjalankan tugasnya selama
beberapa tahun atau bahkan bertahun-tahun sangatlah banyak. Berbeda dengan guru
kelas VI yang hanya mengajar kelas VI setahun atau dua tahun, apalagi hanya satu
semester. Apa sajakah beban yang dialami guru kelas VI yang mungkin jarang
terungkap? Berikut hanyalah beberapa contoh yang sempat dikumpulkan dari
keterangan guru-guru kelas VI, diluar faktor siswa.
A.
Beban Nilai
Kelulusan
Salah satu kriteria keberhasilan siswa kelas VI
dalam belajar adalah batasan nilai US. Seorang guru kelas VI harus dapat
mengantar anak didiknya mendapatkan nilai minimal agar siswa kelas VI bisa
lulus. Walaupun dengan keadaan siswa yang sangat beragam bahkan mungkin saja ada
beberapa siswa yang tidak bisa baca tulis, kemampuan sangat rendah, dan yang
tidak sepantasnya naik ke kelas VI.Dengan keadaan siswa yang sangat tidak layak
tersebut sebetulnya sangat tidak mungkin bagi siswa untuk mendapat nilai bagus
dalam Ujian, namun tetap saja dituntut untuk mendapatkan hasil yang bagus.
B.
Peringkat Ujian
Sekolah
Biasanya setelah Ujian dilaksanakan maka diumumkan
peringkat sekolah berdasarkan nilai perolehan siswa dalam sekelas. Bagi sekolah
yang mendapat peringkat bagus tidak akan menjadi masalah, namun bagaimana jika
peringkat kelas menurun drastis. Tentunya akan menjadi beban bagi guru kelas VI
karena dianggap gagal dalam mendidik siswanya. Kepala Sekolah, guru yang lain,
atau orang tua siswa, tidak tahu menahu seberapa berat beban tugas yang diemban
guru kelas VI.
C.
Tumpuan
kesalahan
Menjadi guru kelas VI tentunya harus menerima
siswa dengan keunikannya masing-masing. Terkadang ada siswa yang dianggap
bodoh, namun dinaikkan ke kelas VI. Ada pula siswa yang nakal, banyak gaduh,
dan lain sebagainya. Dan hal itu mungkin wajar ada di setiap sekolah. Ketika
siswa tersebut berada di kelas VI, dan bertingkah aneh, gaduh, bodoh, dan
segala julukan keburukan lainnya, maka guru kelas VI akan mendapat ucapan yang
tidak pantas dari guru kelas IV atau kelas V. Kata guru kelas V atau
dibawahnya, “dulu di kelas V baik sekarang kok nakal. Dulu di kelas V pinter
sekarang kok bodoh. Dulu di kelas V tidak gaduh sekarang kok rame. Dan lain
sebagainya tanpa mampu membuktikan kepandaianya, kebaikannya, ketertibanya dan
lain sebagainya karena sudah berlalu dan tiadanya data. Ucapan-ucapan tidak
pantas seperti itu biasa didengar oleh guru kelas VI dan terpaksa didengarnya.
Kaput...!!!
D. Mengerjakan Tugas Sendiri
Menjadi guru kelas VI dengan mitra kerja (guru-guru
lain) yang tidak memadai sangatlah merugikan bagi guru yang bersangkutan.
Bagaimana tidak, semua pekerjaan diluar kegiatan akademik yang seharusnya
dikerjakan oleh sebuah tim kerja, harus dikerjakan sendiri. Pekerjaan dimaksud
adalah diluar kegiatan pembelajaran. Misalnya menyiapkan kegiatan piknik,
kegiatan perpisahan ataupun kegiatan lain berkaitan dengan kelas VI namun
diluar pembelajaran.
Demikian
beberapa hal yang dialami guru kelas VI di beberapa tempat. Mungkin di sekolah
yang tertata dengan baik dan adanya kebersamaan yang baik hal ini tidak menjadi
permasalahan atau beban bagi guru kelas VI. Solusinya adalah setip guru harus
mendapat jatah untuk mengajar di kelas VI minimal 3 tahun berturut-turut. Sehingga
dapat merasakan bagaimana rasanya mengajar di kelas VI. Jika tidak berkenan
harusnya dapat menjaga bekerja sama dengan mitra kerja (guru kelas VI) dengan
baik. Misalnya, .... pikir sendiri ajalah ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar