HARI PAHLAWAN

72 tahun yang lalu, pada 10 Novemebr 1945, rakyat Indonesia terutama yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya, berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih bangsaa Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kala itu, harta benda dan nyawa seolah tiada harganya dibandingkan dengan kemerdekaan. Dengan semangat membara, mereka melawan penindasan yang dilakukan oleh tentara asing kepada bangsa Indonesia. Bung Tomo dengan menggebu-gebu mengobarkan api semangat yang semakin menyala-nyala. Dengan bersenjatakan seadanya, arek-arek Surabaya berjuang mati-matian melawan tentara sekutu. Sehingga jatuhlah ribuan korban dari rakyat Indonesia. Mayat bergelimpangan di berbagai tempat. Perlawanan yang tidak seimbang dari arek-arek Surabaya menyebabkan gugurnya ribuan pahlawan yang gagah berani. Mereka tidaklah mati dengan sia-sia. Pengorbanan yang tidak ternilai, yang mungkin tidak bisa lagi ditiru oleh rakyat sekarang, berbuah hasil yang bisa dinikmati seluruh bangsa Indonesia, ialah kedaulatan bangsa.
Perjalanan waktu hingga kini pun tak lepas dari perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Sebut saja, para pahlawan yang gugur oleh pengkhianatan PKI di Madiun dan di beberapa daerah Indonesia sekitar tahun 1948. Setelah pemberontakan PKI berhasil ditumpas, PKI bangkit lagi sekitar tahun 1965 dan mengadakan pengkhianatan dan pemberontakan yang dikenal dengan istilah G 30 S/PKI. Banyak korban berjatuhan dari kalangan rakyat, aparat, pemuka masyarakat dan juga tokoh agama serta ulama. Penggagalan usaha kudeta PKI tak lain karena jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan demi utuhnya dan berdaulatnya negara kesatuan Republik Indonesia.
Sekelumit sejarah bangsa Indonesia yang terukir di benak para siswa dari SD hingga SMA bahkan sampai Perguruan Tinggi, diharapkan dapat menumbuhkembangkan semangat patriotisme dan nasionalisme para pelajar. Semangat itulah yang mampu menggetarkan jiwa para pejuang untuk mengusir penjajah dari muka bumi Indonesia. Semangat itulah yang diharapkan ada dalam jiwa bangsa Indonesia agar mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang tak ternilai harganya.
Kemerdekaan bukanlah status semata, atau formalitas berdirinya sebuah bangsa. Kemerdekaan haruslah tetap dijaga, dipertahankan dan diisi dengan perjuangan menuju cita-cita bangsa. Tujuan dan cita-cita bangsa menuju peradaban yang lebih baik dan maju. Menjadi bangsa yang beradab, bermartabat dan disegani bangsa-bangsa lain di muka bumi. Tentu saja perjuangan itu tidaklah mudah untuk dilakukan, apalagi pengaruh bangsa asing terhadap bangsa Indonesia yang semakin kuat.
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang pelajar atau siswa untuk memaknai hari pahlawan dengan latar belakang seperti hal di atas. Seorang pelajar haruslah menjadi pelajar yang sesungguhnya. Memuntut ilmu pengetahuan dengan semaksimal mungkin agar tidak kalah dari bangsa-bangsa asing. Belajar tiada henti dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Siswa harus membekali dirinya dengan segala kemampuan dan tetap memupuk rasa patriotis dan nasionalis untuk menjadi warga negara yang tangguh dan berkwalitas. Segala upaya haruslah dilakukan untuk tercapainya tujuan tersebut dengan dukungan dan bantuan dari orang tua dan guru serta masyarakat.

Dengan menjadi warga negara yang tangguh dan berkwalitas maka diharapkan bangsa Indonesia memiliki pejuang-pejuang yang siap untuk mempertahankan, mengisi kemerdekaan dan mengusir pengaruh buruk bangsa asing yang mencoba untuk merongrong kedaulatan bangsa dan negara. Menjadi bangsa yang mandiri tanpa tergantung dari bangsa lain dari segi apapun, baik itu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Jika ini terwujud, maka bangsa Indonesia yang besar akan menjadi bangsa yang kuat, mandiri, disegani dan berdaulat, sehingga rakyat Indonesia bisa hidup aman, tenteram dan bahagia serta sejahtera. Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia semakin nyata terpancar dari segala aktivitas warganya. Bandatun thoyibatun wa robbun ghofur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar