KUMAYAN NEGERI ILMU HITAM
Karya Motinggo Boesye
Sejak Gumara tiba di desa Kumayan, dia sudah diberitahu. Bahwa desa Kumayan adalah biang
dari segala ilmu hitam. Tetapi Gumara sudah diajari orang tuanya bagaimana mesti bersikap
rendah hati. Dia tahu, bahwa dia tidak akan sebentar tinggal di Kumayan. Begitu dia menerima
tugas untuk mengajar di desa ini, dia telah menyelidiki lebih dahulu siapa orang-orang yang
diakui sebagai “Tetua” di sini. Lepas waktu maghrib setelah menempati rumah jabatan dari
Guru Yunus, Gumara berkata “Saya akan pergi sebentar, Pak Yunus."
“Menghadap kepala sekolah?”
“Tidak. Itu besok. Saya akan ke rumah Lebai Karat,” sahut Gumara.
“Lho, anda mengenal nama itu di mana?” Yunus tercengang.
“Sebelum saya menerima tugas mengajar di sini."
“Dia orang sakti, lho,” kata Pak Yunus.
“Saya tahu.”
“Dan jika anda salah masuk padanya, anda celaka.”
“Itu saya juga tahu.”
“Hati-hatilah. Desa Kumayan ini sering membuat penghuninya celaka.” Gumara disalami oleh
Pak Yunus. Ujar lelaki itu pada Gumara, “Semoga selamat anda menghuni rumah ini, juga
selamat menjadi guru selama di sini. Saya hanya petugas yang menyambut guru baru. Tapi
tahukah anda, setiap penghuni baru di sini dicoba oleh juara-juara?”
Gumara hanya bisa diam. Dia juga tahu, Pak Yunus ini termasuk orang yang “ada isinya”.
Setelah lelaki tua itu berlalu, Gumara menatap sekeliling. Sepi sekeliling. Memang beginilah
desa Kumayan jika waktu maghrib telah berlalu. Namun dia harus menemui Lebai Karat. Dan,
setelah dia mengunci pintu rumah jabatan itu, belum lagi dia siap melangkah, dirasakannya
bulu kuduknya merinding semua.
Gumara mencoba mengatur nafas. Tentu ada sesuatu yang ghaib. Dia mendehem. Dan tak
jauh darinya terdengar sahutan orang mendehem pula. Kedengarannya memang itu suara
manusia. Tapi di sini,.......download novelnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar