Pengertian
Alat Peraga Makalah Definisi Jenis Tujuan Kekurangan dan Kelebihan - Pengertian
alat peraga adalah suatu
alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan
penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara
lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai
tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
2.
Jenis-jenis alat peraga.
Adapun
beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a.
Gambar
Gambar
adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan saling
dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam
keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b.
Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c.
Papan tulis.
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d.
Boks pasir
Anak kelas
kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks
pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka khususnya bagi kelas
tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke
desa. (Pepak.sabda.org.and omtions.blogspot.com)
Selain alat
peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling dikenal di dalam
pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga berbentuk
fleschard, wayang, boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.
Adapun alat
peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat peraga
gambar karena disenangi anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai,
dan tidak mengita waktu persiapan selain itu untuk menarik perhatian siswa
dalam melakukanya yang akan diujikan pada siswa kelas IV SD Negeri 14 tahun
ajaran 2007/2008.
3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan
penggunaan alat peraga yaitu:
- Menumbuhkan minat belajar siswa
karena pelajaran menjadi lebih menarik
- Memperjelas makna bahan
pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
- Metode mengajar akan lebih
bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
- Membuat lebih aktif melakukan
kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan
sebagainya.
Adapun tujuan
dari alat peraga untuk:
1. Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.
2. Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
3. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.
Pemakaian
alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam
mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu
dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan
dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum
dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti
peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah
telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun
ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat
diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang
diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan demikian, melalui”
mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih mendalam.
Kekurangan
alat peraga yaitu:
- Mengajar dengan memakai alat
peraga lebih banyak menuntuk guru.
- Banyak waktu yang diperlukan
untuk persiapan
- Perlu kesediaan berkorban
secara materiil
Ada beberapa
kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain
terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi,
evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan lain adalah alat peraga
dipandang sebagai “alat Bantu “ semata-mata bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat
peraga tersebut diabaikan. Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai
alat Bantu guru dalam mengajar.
Alat peraga
yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam
darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki
sifat sebagai berikut:
- Tahan lama (terbuat dari bahan
yang cukup kuat ).
- Bentuk dan warnanya menarik.
- Sederhana dan mudah di kelola
(tidak rumit ).
- Ukurannya sesuai (seimbang
)dengan ukuran fisik anak.
- Dapat mengajikan konsep
matematika (tidak mempersulit pemahaman)
- Sesuai dengan konsep
pembelajaran.
- Dapat memperjelas konsep (tidak
mempersulit pemahaman )
- Peragaan itu supaya menjadi
dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
- Bila kita mengharap siswa
belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya
dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan,
dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
- Bila mungkin alat peraga
tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).
Proses
pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat peraga tidak selamanya
dapat membuahkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan tidak
tertutup kemungkinan digunakannya alat peraga justru bukannya membantu
memperjelas konsep, akan tetapi sebaliknya misalnya membuat siswa menjadi
bingung.
Dalam
memilih alat peraga secara tepat terdapat lima hal yang harus di
perhatikan oleh guru yakni:tujuan, materi pelajaran, strategi belajar mengajar,
kondisi dan siswa yang belajar serta perlu waspada, sehingga tidak memakai
media mengajar yang tidak begitu kecil, sehingga anak sulit melihat dan menjadi
ribut. Serta gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpanya gambar
tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau
lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini. Karena itu guru
sebaiknya memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat Bantu
mengajar.
Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi proses belajar dengan efektif dan efisien, perlu ada yang mengatur. Yang bertugas mengatur adalah instruction. Tujuannya dalam hal ini ialah mengusahakan agar terjadi interaksi antara siswa dengan sumber belajar yang relevan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Agar alat dapat berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar perlu dikembangkan dengan memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai. Kecuali itu, penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara sistematis seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan instruksional.
AECT, mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek belajar manusia.
Tekologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap masalah tersebut dalam situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara sengaja, bertujuan dan terkontrol.
Dari defenisi tersebut ciri-ciri teknologi pembelajaran, tampak bahwa dalam memecahkan masalah belajar yang bertujuan dan terkontrol, teknologi pembelajaran menggunakan komponen sistem pembelajaran. Kegiatan insturksional yang direncanakan secara integral dan sistematis dalam suatu komponen pembelajaran merupakan ujud dari pemecahan masalah belajar menurut teknologi pembelajaran.
Dengan
demikian dapat disimpulkan, bahwa alat adalah merupakan salah satu komponen
dalam sumber belajar, sekaligus merupakan salah satu bentuk pemecahan belajar
menurut teknologi penididkan, dengan melalui suatu perancangan yang sistematis.
Hubungan antara alat dan teknologi pendidikan ini ditegaskan lagi oleh Yusuf
hadi miarso, dkk bahwa membicarakan media tentu saja tak dapat terlepas dari
membicarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar